Colorado Action – Ali Banat adalah seorang pengusaha sukses asal Australia yang dikenal dunia. Ia bukan hanya kaya raya. Tapi juga dikenal sangat dermawan. Sebelum sakit, kehidupannya penuh kemewahan. Mobil sport, pakaian desainer, dan rumah mewah. Namun semuanya berubah secara drastis. Setelah ia divonis menderita kanker stadium akhir. Dokter memberinya waktu tujuh bulan. Namun kenyataannya, ia hidup lebih lama. Kemudian memanfaatkan sisa hidupnya untuk berbagi. Ia tidak memilih diam atau putus asa. Sebaliknya, ia bergerak aktif membangun amal. Sementara itu, dunia menyaksikan transformasi luar biasa.
Sebelum dikenal sebagai filantropis, Ali adalah seorang pebisnis sukses. Ia membangun kerajaan bisnisnya dari nol. Fokus utamanya di bidang keamanan dan kelistrikan. Perusahaannya berkembang pesat di Sydney. Di sisi lain, gaya hidupnya sangat mencolok. Ia dikenal kolektor mobil mewah. Kemudian memiliki banyak properti bernilai jutaan dolar. Namun, meskipun hidup dalam kemewahan, ia tetap ramah. Orang-orang di sekitarnya menyukai kepribadiannya. Selain itu, ia kerap membantu teman secara diam-diam. Saat kanker menyerangnya, hidupnya berubah drastis.
“Baca Juga : Inisiatif DPR Untuk Membuat Kebijakan Tenaga Kerja Driver Ojol di Era Prabowo Subianto”
Pada tahun 2015, Ali didiagnosis menderita kanker stadium empat. Menurut dokter, usianya hanya tersisa tujuh bulan. Namun reaksi Ali tidak biasa. Ia menerima diagnosis itu dengan tenang. Kemudian memutuskan untuk mengubah hidupnya. Ia menjual aset-aset mewah miliknya. Lalu mulai fokus membantu orang lain. Dalam sebuah wawancara, ia mengatakan. Bahwa kanker adalah “hadiah” dari Tuhan. Karena melalui penyakit itu, ia menemukan makna hidup. Selain itu, ia merasa terpanggil untuk berbuat lebih. Maka dari itu, ia mendirikan organisasi amal.
Ali mendirikan lembaga amal bernama MATW Project. Fokusnya adalah membantu komunitas muslim miskin. Terutama di negara-negara seperti Togo dan Ghana. Di sana, ia membangun masjid, sekolah, dan sumur air bersih. Selain itu, ia mendukung anak yatim dan janda. MATW menjadi jembatan harapan bagi banyak orang. Di sisi lain, proyek ini menginspirasi banyak pihak. Ali turun langsung ke lapangan. Meski dalam kondisi sakit, ia tetap aktif. Bahkan melakukan perjalanan panjang ke Afrika. Maka dari itu, dedikasinya sangat luar biasa.
“Simak juga: Melihat Langsung Proses Pembangunan 1.000 Rumah oleh Yayasan Habitat”
Meskipun tubuhnya melemah, semangat Ali tidak padam. Ia terus melakukan kampanye kemanusiaan secara global. Selain itu, ia aktif membagikan ceramah inspiratif. Banyak yang menonton videonya secara online. Setiap kata-katanya menggugah hati dan nurani. Bahkan banyak orang berubah karena pengaruhnya. Di sisi lain, ia juga menulis wasiat terbuka. Yang berisi pesan untuk generasi muda. Ia mendorong orang-orang untuk berbagi. Tidak perlu menunggu waktu yang sempurna. Karena hidup bisa berubah dalam sekejap.
Berkat MATW, ribuan orang mendapat kehidupan lebih baik. Anak-anak bisa sekolah dengan layak. Janda dan lansia mendapat bantuan kebutuhan dasar. Banyak desa terpencil kini memiliki air bersih. Selain itu, masjid dan pusat komunitas berdiri megah. Jejak amal Ali tak hanya bersifat fisik. Tetapi juga spiritual dan sosial. Ia menanamkan semangat berbagi tanpa pamrih. Maka dari itu, namanya dikenang dengan penuh hormat. Di sisi lain, banyak donatur global terinspirasi.
Kisah Ali banyak terdokumentasi lewat video. Salah satunya film pendek berjudul Gifted with Cancer. Video tersebut viral di berbagai platform. Selain itu, akun media sosialnya aktif mengedukasi publik. Tentang pentingnya empati dan amal nyata. Banyak pengikut yang tergerak untuk berdonasi. Di sisi lain, kisah hidupnya menjadi bahan ceramah. Bahkan tokoh-tokoh agama menyitir kisah Ali. Meskipun begitu, Ali tidak mencari popularitas. Ia hanya ingin memberi dampak baik.
Ali Banat meninggal dunia pada Mei 2018. Ia wafat dalam usia muda, namun penuh makna. Dunia Islam berduka atas kepergiannya. Banyak yang menyebutnya sebagai “pahlawan kemanusiaan”. Jenazahnya dimakamkan di Australia. Di sisi lain, proyek MATW tetap berjalan. Karena ia telah membangun sistem berkelanjutan. Maka dari itu, warisannya tetap hidup hingga kini. Para relawan dan donatur terus melanjutkan misinya.
Ali Banat menjadi contoh hidup tentang makna sejati kekayaan. Bahwa harta terbaik adalah yang dibagikan. Banyak anak muda terinspirasi olehnya. Selain itu, banyak tokoh publik memuji aksinya. Di sisi lain, organisasi amal makin berkembang. Meskipun Ali telah tiada, semangatnya abadi. Ia membuktikan bahwa sakit bukan akhir. Tetapi awal dari misi kemanusiaan yang lebih luas.