Colorado Action – Lembaga kemanusiaan International Networking for Humanitarian (INH) kembali menunjukkan aksi nyatanya di bulan suci Ramadan tahun 2025. Dengan semangat solidaritas lintas negara, INH menyasar sembilan negara sebagai lokasi penyaluran bantuan. Negara-negara tersebut dipilih berdasarkan kondisi ekonomi, krisis kemanusiaan, serta kebutuhan pokok yang mendesak. Program bantuan ini menjadi bagian dari agenda tahunan bertajuk “Ramadan untuk Kemanusiaan”.
Dalam keterangan resminya, INH menyebut sembilan negara yang menjadi sasaran program ini. Negara tersebut antara lain Palestina, Suriah, Somalia, Yaman, Bangladesh, Lebanon, Afghanistan, Sudan, dan Indonesia. Setiap lokasi memiliki tantangan kemanusiaan yang berbeda. Palestina dan Suriah, misalnya, masih menghadapi dampak konflik panjang. Somalia dan Sudan sedang bergulat dengan bencana kelaparan serta kekeringan.
“Baca Juga : Mengenal Tradisi Budaya Pisungsung Jaladri Asal Yogyakarta yang Penuh Sarat Makna”
Bantuan yang diberikan tidak hanya berupa sembako, tetapi juga mencakup paket buka puasa, kebutuhan medis, dan air bersih. INH mengirimkan tim khusus untuk masing-masing negara guna memastikan distribusi tepat sasaran. Tim ini juga bekerja sama dengan relawan lokal agar bantuan menjangkau masyarakat pelosok. Salah satu bentuk bantuan yang paling mendesak di Palestina adalah suplai makanan siap saji serta obat-obatan dasar.
INH menjalin kemitraan strategis dengan sejumlah lembaga kemanusiaan di tingkat lokal. Di Lebanon, mereka bekerja sama dengan organisasi pengungsi Suriah. Di Bangladesh, bantuan fokus pada pengungsi Rohingya di kamp Cox’s Bazar. Kolaborasi ini memudahkan proses distribusi karena lembaga lokal lebih memahami situasi setempat. Selain itu, kerja sama ini juga membangun rasa percaya di antara komunitas penerima.
“Simak juga: Cerita Haru di Balik Sukses Rizki Meraih Predikat Terbaik UGM”
Program Ramadan untuk Kemanusiaan tidak akan berjalan tanpa dukungan publik. Donasi terbesar justru datang dari masyarakat Indonesia sendiri. Mulai dari anak sekolah, komunitas pemuda, hingga kalangan profesional turut menyumbang. Donasi dikumpulkan sejak pertengahan bulan Syaban dan mengalami lonjakan saat awal Ramadan. Masyarakat menyumbang melalui kanal digital seperti transfer rekening dan platform donasi online.
Tim INH telah memulai perjalanan ke beberapa negara sejak awal Ramadan. Mereka membawa logistik dengan pesawat kargo dan mengandalkan jalur darat di wilayah yang sulit dijangkau. Beberapa tantangan yang dihadapi adalah kondisi cuaca ekstrem dan risiko keamanan di daerah konflik. Meski begitu, semangat tim tetap tinggi karena mereka tahu bantuan tersebut sangat dinantikan.
Salah satu fokus utama program ini adalah pemenuhan kebutuhan anak-anak dan lansia. Dua kelompok ini dianggap paling rentan di tengah krisis berkepanjangan. INH menyediakan makanan tinggi gizi, vitamin, serta popok dan perlengkapan kesehatan. Untuk anak-anak, mereka juga mengadakan kegiatan Ramadan seperti buka bersama dan permainan edukatif agar semangat tetap terjaga meski hidup dalam keterbatasan.
INH juga menerapkan sistem pelaporan terbuka kepada para donatur. Mereka memberikan update secara berkala lewat media sosial, laman resmi, serta laporan keuangan bulanan. Foto, video, dan testimoni dari lokasi penyaluran menjadi bukti bahwa dana benar-benar tersalurkan. Transparansi ini penting untuk menjaga kepercayaan publik dan memperluas partisipasi di tahun-tahun mendatang.
Meskipun berfokus pada Ramadan, INH tidak serta-merta menghentikan kegiatannya setelah bulan suci. Banyak program lanjutan sudah disiapkan, seperti pembangunan sumur air bersih di Sudan dan renovasi masjid di Palestina. Di Indonesia, program beasiswa dan pelatihan keterampilan tetap berjalan seperti biasa. INH berkomitmen hadir sepanjang tahun, bukan hanya saat Ramadan.
INH berharap aksi mereka dapat menginspirasi gerakan kemanusiaan lintas negara lainnya. Dunia sedang menghadapi banyak tantangan—mulai dari konflik, bencana, hingga kemiskinan ekstrem. Dengan aksi kolektif dari banyak pihak, penderitaan manusia bisa berkurang. Ramadan menjadi momentum untuk memperkuat nilai kemanusiaan yang universal tanpa membedakan ras, agama, dan wilayah.