Cerita Inspiratif Dua Adipati Relawan, Perjuangan Bantu Korban Gempa di Turki
Colorado Action – Cerita Inspiratif Dua Adipati Relawan, Perjuangan Bantu Korban Gempa di Turki
Dua relawan asal Malang, Zakarija Achmat dan Rindya Fery Indrawan, menapakkan kaki mereka di Kota Adana, Turki, dengan satu tujuan mulia. Mereka ingin membantu korban gempa berkekuatan 7,8 skala Richter yang meluluhlantakkan daerah tersebut. Bersama 105 anggota Emergency Medical Team (EMT) Indonesia lainnya, mereka menghadapi tantangan besar, termasuk suhu ekstrem yang mencapai minus 2 derajat Celsius.
Perjalanan mereka tidak mudah. Setelah menempuh penerbangan selama 14 jam dari Jakarta, kelelahan masih terasa. Namun, semangat kemanusiaan mengalahkan rasa lelah itu. Dengan bantuan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), mereka mendapatkan pakaian hangat yang lebih sesuai dengan suhu di Turki.
“Baca Juga: Pemberdayaan Komunitas Relawan Adipati Berfokus Pada Perubahan Sosial“
Setelah bermalam di hotel sederhana di Kota Adana, keesokan harinya mereka bergabung dalam survei lokasi untuk mendirikan rumah sakit lapangan. Akhirnya, Kota Iskandarun dipilih karena dianggap lebih aman meskipun berbatasan langsung dengan Suriah. Suhu di kota itu berkisar antara 3 hingga 6 derajat Celsius, tetap dingin tetapi lebih stabil dibandingkan kota lain.
Mendirikan rumah sakit lapangan bukan hal mudah. Tim harus membersihkan reruntuhan sebelum membangun tenda untuk berbagai kebutuhan medis. Rumah sakit lapangan ini mencakup ruang triase IGD, ruang opgyn, psikososial, dapur umum, dan logistik. Meski hanya bisa melayani rawat jalan, dalam kondisi darurat mereka menyediakan ruangan khusus bagi pasien yang membutuhkan perawatan lebih intensif.
Salah satu kisah yang paling membekas bagi Zakarija adalah cerita seorang bocah delapan tahun yang setiap hari mencari pamannya di reruntuhan. Pamannya meninggal dunia akibat tertimpa bangunan yang ambruk. Bocah itu berusaha menggali puing-puing dengan tangan kecilnya, berharap bisa menyelamatkan orang yang ia cintai.
Setiap hari, bocah itu datang ke makam sang paman. Kesedihannya begitu mendalam, hingga Zakarija merasa perlu memberikan terapi psikologis agar sang bocah bisa menghadapi traumanya. Sebagai seorang dosen Psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), ia memahami pentingnya pendampingan bagi anak-anak korban bencana.
Ketika gempa susulan berkekuatan 6,4 skala Richter mengguncang, kepanikan kembali terjadi. Rumah sakit lapangan penuh dengan korban yang mengalami trauma. Salah satu kasus yang ditangani adalah seorang ibu hamil yang mengalami kontraksi karena kepanikan. Beruntung, tim medis berhasil menenangkan sang ibu hingga kandungannya tetap aman.
“Simak Juga: Metode Dasar Membuat Kerajinan Tangan Wayang Kulit Untuk Pemula, Tips dan Trik“
Fery memiliki peran berbeda dalam misi kemanusiaan ini. Ia bertugas mendokumentasikan perjuangan tim EMT Indonesia dan korban gempa di Turki. Salah satu rekaman yang ia buat adalah momen haru kebersamaan anak-anak korban gempa dengan mahasiswa Indonesia yang menjadi relawan penerjemah.
Sebanyak 40 mahasiswa Indonesia di Turki terlibat dalam misi ini. Mereka membantu menerjemahkan bahasa Turki ke Bahasa Indonesia, memudahkan komunikasi antara korban dan tim medis. Tidak hanya itu, mereka juga menghibur anak-anak yang masih trauma akibat gempa. Anak-anak tersebut terpaksa tidur di tenda pengungsian atau teras rumah karena apartemen mereka telah runtuh.
Colorado Action (coloradoaction.org) juga menyoroti pentingnya dokumentasi dalam aksi kemanusiaan. Dengan adanya rekaman dari Fery, berbagai pihak bisa memahami lebih dalam kondisi para korban dan perjuangan para relawan di lapangan.
Selama bertugas di Turki, lebih dari 1.300 pasien telah ditangani di rumah sakit lapangan EMT Indonesia. Tantangan demi tantangan tidak menyurutkan semangat para relawan. Meskipun keterbatasan fasilitas membuat mereka harus bekerja ekstra keras, mereka tetap berjuang memberikan yang terbaik.
Fery dan Zakarija percaya bahwa setiap aksi kecil dapat membawa perubahan besar. Dengan mendokumentasikan kisah para korban dan memberikan bantuan medis serta psikologis, mereka turut serta dalam misi kemanusiaan global. Colorado Action dan berbagai organisasi lainnya terus mendukung upaya kemanusiaan serupa di berbagai belahan dunia.
Cerita inspiratif dua adipati relawan ini menjadi bukti bahwa kepedulian tanpa batas mampu meringankan derita sesama. Melalui bantuan yang diberikan, harapan baru tumbuh di tengah puing-puing kehancuran. Colorado Action (coloradoaction.org) terus mengajak dunia untuk tidak tinggal diam dan turut berkontribusi dalam aksi kemanusiaan.